Kali ini inspirasi kisah sukses hadir dari seorang pemuda berusia 24 tahun yang tinggal di desa Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Raga mengawali perjuangan hidup dengan bekerja serabutan, apapun pekerjaan yang ada ya ia kerjakan. Tidak pastinya pendapatan sebagai pekerja serabutnya membuatnya melamar pekerjaan dan diterima sebagai OB (Office Boy) disalah satu perusahaan swasta yang berada di Yogyakarta.

Baca juga kisah sukses lainnya: Hutang 2 Miliar Hingga Jadi Gelandangan, Kini Mas Hendra Punya Pabrik Skincare, Begini Kisah Suksesnya

Selama 2 tahun bekerja sebagai office boy memang secara penghasilan lebih pasti dibandingkan sebelumnya yang hanya serabutan. 

Namun secara nominal ekonomi yang didapatkan tentulah sangat jauh dari kata cukup untuk kehidupan sehari-hari Raga berserta keluarganya. 

Dorongan yang kuat hadir dari Raga untuk bisa memperbaiki keadaan ekonominya. Kemauan, keyakinan serta mimpi besarnya untuk sukses mendorongnya untuk mencari peluang usaha apa yang cocok untuk dirinya dan bisa memberikan penghasilan yang lebih baik.

Dengan modal yang bisa dikatakan nyaris tidak ada tentunya membuat raga harus berputar otak untuk menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya ia terpikirkan untuk menjadi seorang petani karena memang kebetulan mertuanya memiliki cukup lahan untuk bisa digarap.

Ia pun tidak gentar walau stigma masyarakat sekrang ini petani itu profesi uang kurang menjanjikan untuk masa depan. 

Seringnya masalah seperti harga benih/bibit mahal, pupuk mahal langka, ancaman gagal panen karena faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi serta harga jual yang bisa dikatakan rendah atau pun tidak stabil membuat profesi petani ditinggal terutama untuk kalangan anak muda.

Bisa dikatakan sesuai saya ini masih jarang ada yang mau jadi petani, kita tahu banyak anak muda yang enggan meneruskan menjadi petani seperti orang tuanya karena tadi prospek secara penghasilan sering dianggap sebelah mata.

Faktanya justru sebaliknya, dimana sekarang ini lahan pertanian terus berkurang berganti dengan bangunan dan gedung-gedung perkotaan. 

Belum lagi sebuah fakta bahwa jumlah populasi manusia di dunia ini terus bertambah dari waktu ke waktu, sementara itu jumlah tanah yang ada dibumi kita ini tetaplah sama dan lahan pertanian terus tergerus oleh modernisasi jaman.

Dengan fakta ini tentunya kita bisa melihat secercah harapan yang cerah di dunia pertanian. Inilah yang menjadi keyakinan kuat Raga untuk menjadi seorang petani.

Dibilang petani itu prosefi yang mudah itu merupakan hal yang salah besar, ucapnya. Karena semua itu ada perhitungan mulai dari musim tanam, pembibitan, pemupukan, semuanya membutuhkan perkiraan yang pas untuk bisa berhasil.

Belajar bukan hanya sekedar teori tetapi juga praktek dilapangan dimana ia memperoleh pengalaman yang menjadinya semakin lebih baik lagi. 

Awalnya ia belajar menanam bawang merah dan cabai selama dua bulan lalu mencoba menanamnya. Setelah merasakan masa panen disinilah Raga merasakan teryata menjadi seorang petani bawang penghasilannya cukup menggiurkan lebih, sambil ia tersenyum.

Raga memutuskan bertani dari awal tahun 2016 dan bertani hingga sekarang. Kalau gak lumayan penghasilannya gak mungkin saya tetap bertahan sebagai petani mas. 

Alhamdulilah dari hasil menjadi petani cicilan rumah bisa terbayar, anak dan istripun sekarang lebih senang karena kondisi ekonomi lebih baik.

Walaupun memang berat juga diawal karena orang-orang kampung saya menganggap remeh saya sebagi petani. Bullyan dan cacian inilah yang membuatnya semakin semangat dan tidak mengendurkannya menjadi seorang petani sukses.

Janganlah malu untuk menjadi seorang petani, jangan malu berada disawah, karena dari kotor-kotoran kita itu menghasilkan uang untuk keluarga dan sumber bahan pangan bagi banyak orang.