Dalam kamera digital seperti DSLR atau Mirrorless kita mengenal yang namanya mode manual. Dengan mode manual ini kita akan mengatur banyak sekali settingan yang harus anda atur untuk mendapatkan pencahayaan yang pas dan sesuai dengan keinginan kita. Parameter yang harus diatur ada shutter speed, aperture, iso, ataupun white balance.

Baca juga: Apa itu White Balance

Bagi anda yang baru mengenal kamera dan dunia fotografi tentunya ini sedikit membingungkan.

Mungkin anda berpikir kalau ada mode otomatis yang sudah canggih bisa mengatur pencahayaanya dengan pas ngapai sih repot-repot pakai mode manual?


Dengan mode manual anda bisa mengatur banyak parameter yang tadi saya sudah sebutan, dengan mengaturnya secara manual anda bisa bukan hanya bisa menghasilkan foto yang cahayanya pas tapi juga bisa menghasilkan foto sesuai dengan keinginan kalian. Jadi dengan bisa dan menguasai mode manual anda bisa memaksimalkan potensi kamera anda sepenuhnya dalam dunia fotografi.Banyak teknik-teknik fotografi yang memerlukan pengaturan khusus dan berbeda yang tidak bisa didapatkan dengan mode auto.

So sangat penting sekali anda untuk mengerti parameter-parameter yang ada dimode manual, dan keterkaitan 3 parameter pencahayaan yang sering disebut triangle exposure.

Shutter Speed 

Shutter speed atau kecepatan rana adalah seberapa lama shutter kamera kita membuka atau bisa dikatakan seberapa lama sensor kamera kita menerima cahaya. 

Dalam kamera pengaturan shutter speed ini biasa ditandai dengan 1/15 1/30 1/1000. 1 / sekian ini menggunakan satuan detik. Jadi semakin besar angka dibelakang 1 / .... maka semakin cepat shutter speednya, sementara semakin sedikit dibelakang 1 / .... maka semakin lambat. Pengaturan shutter speed sendiri paling cepat bisa mencapai 1 / 1000 (atau lebih tergantung jenis dan tipe kamera) dan paling lambat hingga 32 detik dan juga ada mode bulb pada shutter speed yang mana waktu shutter speed selama kita menahan tombol shutter yang kita mau.
.
Semakin lama shutter speed artinya semakin banyak cahaya yang masuk ke sensor dan foto yang kita hasilkan akan semakin terang. Selain foto yang dihasilkan lebih terang, penggunaan shutter speed lambat akan menghasilkan lebih banyak motion blur baik karena objek yang kita foto bergerak atau pergerakan tangan (goyang) kita saat sedang memotret

Baca juga: Teknik Memegang Kamera Yang Benar Anti Goyang

Sebaliknya semakin cepat shutter speed semakin sedikit cahaya yang masuk foto yang dihasilkan semakin gelap. Foto yang dihasilkan akan cenderung freze minim motion blur.



Berikut ada beberapa contoh foto yang menggunakan shutter speed cepat dan lambat.

Penggunaan shutter speed yang cepat bisa menghasilkan foto dengan objek yang seolah-olah diam (freeze) padahal objek sebenarnya bergerak dengan cepat.


Penggunaan shutter speed lambat dapat menghasilkan foto air di sungai yang mengalir seperti kapas karena penggunaan shutter speed lambat mampu menghasilkan motion blur jika ada objek yang bergerak difoto. Dalam hal ini aliran air bergerak menjadi blur, sementara objek lain seperti bebatuan tetap tajam karena memang tidak mengalami pergerakan. Sangat disarankan menggunakan alat bantu seperti tripod agar dapat mengambil gambar dengan stabil dan minim blur untuk penggunakan shutter speed lambat.


Aperture

Aperture atau Diafragma adalah komponen didalam lensa yang berguna untuk mengatur seberapa banyak cahaya yang akan masuk ke sensor.

Diafragma ini seperti sirip-sirip (biasanya berjumlah 5/7/8) yang ditengahnya lubang. Lubang ini dapat kita atur perbesar atau perkecil untuk mengatur seberapa besar cahaya yang masuk ke sensor.


Aperture atau bukaan lensa pada settingan kamera ditandai dengan f / ... semisal f / 3.5 ,  f  / 5.6. 

Dalam aperture semakin kecil angka dibelakang f maka semakin besar bukaan lensa yang artinya semakin banyak cahaya yang masuk ke sensor foto yang dihasilkan akan semakin terang. 

Sebaliknya semakin besar angka dibelakang f maka semakin kecil bukaan lensa dan foto yang dihasilkan akan semakin gelap.
Semakin besar bukaannya semakin terang foto yang dihasilkan.
Selain mempengaruhi dalam hal gelap dan terang. Aperture atau diafragma ini juga mempengaruhi depth of field. 

Semakin besar bukaannya (semakin kecil angka dibelakang f) maka semakin kecil area dalam foto yang fokus atau semakin bokeh foto yang dihasilkan.

Begitu pula sebaliknya semakin kecil bukaan lensa (semakn besar angka dibelakang f) maka semakin besar area dalam foto yang fokus. 
Berikut perbandingan foto dengan bukaan lensa besar dan bukaan lensa kecil dalam hal depth of field.


Foto kiri dengan aperture f/2 memiliki depth of field, kita lebih difokuskan kepada objek bunga dengan background sekitar blur. Sebaliknya gambar dikanan menggunakan f/22 membuat objek bunga dan sekitar lebih tajam.

ISO

ISO adalah tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi angka ISO yang digunakan semakin sensitif sensor terhadap cahaya dan foto yang dihasilkan akan semakin terang. Sebaliknya semakin rendah ISO semakin gelap foto yang dihasilkan. 

Akan tetapi penggunaan ISO yang terlalu tinggi dapat menurunkan kualitas gambar dari segi detail dan juga noise. Noise sendiri adalah bintik-bintik hitam halus pada foto yang muncul jika kita menggunakan ISO yang tinggi. Noise ini tentunya menganggu kesempurnaan hasil foto anda dan tidak enak dilihat.
Jadi sebisa mungkin mengunakan iso serendah mungkin. Untuk menghasilkan foto yang terang ditempat yang gelap sebisa mungkin mengatur 2 komponen lain yaitu shutter speed atau aperture. ISO adalah pilihan terakhir untuk menerangkan foto anda.

Kalian sudah mengenal shutter speed, Aperture, dan ISO. 3 Elemen ini saling terkait dalam mencipkan sebuah pencahyaan yang pas dalam sebuah foto. Lalu apa sih Triagle exposure? kenapa kita harus memahaminya?

Triangle Exposure

Triangle exposure atau dalam Bahasa Indonesianya adalah Segitiga Pencahayanaan adalah cara kita untuk mengatur 3 parameter eksposur pada kamera shutter speed, aperture, dan iso agar dapat menghasilkan pencahaya yang sesuai keinginan, karena 3 elemen tadi saling terkait, mempengaruhi dan terpengaruhi.


Kita kasih sedikit studi kasus:

Saya ingin menghasilkan foto yang bokeh (objek utama fokus dan sekitar blur) dengan posisi foto outdoor diluar ruangan disiang hari dengan pencahayaan yang sangat terang. 

Untuk menghasilkan foto yang bokeh, saya perlu menggunakan pengaturan aperture yang besar semisal di f / 1.8. Efek penggunaan bukaan yang besar foto menjadi semakin terang, sementara tempat saya mengambil gambar sudah sangat terang alhasil foto akan menjadi over exposure (terlalu terang).


Untuk menghasilkan pencahayaan yang pas maka saya perlu menurunkan ISO serendah mungkin (wajib karena kondisi sudah sangat terang saya tidak perlu ISO tinggi yang membuatnya semakin terang dan kualitas gambar menurun) dan terakhir jika masih dalam kondisi over exposure maka saya akan menaikan shutter speed hingga pencahayaan pas.


Jadi dalam triangle exposure ini anda harus tahu mana prioritas yang mau anda atur apakah shutter speed, aperture atau iso (tergantung pada teknik yang mau anda gunakan) lalu anda tinggal mengatur sisanya. Selama anda memahi apa itu shutter speed, aperture dan iso saya rasa tidak sulit untuk memahami keterkaitannya.

Itu dia sedikit penjelas tentang mode manual pada kamera mulai dari shutter speed, aperti, iso dan penjelasan tentang triangle exposure semoga bisa bermanfaat.